Sunday, 21 December 2014

Resume MFF Idol 2 Show: Pretest Show

Dirangkum oleh: Aris Rahman


Setelah beberapa hari yang lalu telah dilakukan proses seleksi MFF Idol Season 2, maka terpilihlah 8 orang yang bergabung dalam masing-masing tiga tim yang telah disediakan dan akan dimentori oleh ketiga juri : Ada Tim Riga yang dimentori oleh Ariga Sanjaya. Tim Sulung yang dimentori oleh Sulung Lahitani Mardinata. Dan yang terakhir adalah Tim Carra yang dimentori oleh Carolina Ratri.
Pada tiap tim terdapat tantangan yang berbeda-beda yang dibebankan kepada setiap peserta.

Mereka kini akan kembali diseleksi dan diadu hingga pada akhirnya menyisakan 4 terbaik di tiap timnya yang akan melenggang ke babak selanjutnya.

Dan berikutlah hasilnya:

TIM RIGA SHOW

Pada peringkat pertama, ada sebuah karya dari Anindita Hendra Puspitasari berjudul “MENCINTAI MALAM YANG MALANG”. Sebuah karya bergenre surealis yang berhasil memukau ketiga juri yang ada dan pada akhirnya mendapat nilai sempurna dari ketiganya. Menurut juri Ariga Sanjaya, kisah ini terasa begitu sureal. Kisah cinta segi tiga Seno, Malam, dan Siang diceritakan dengan apik. Betapa Seno ingin agar Malam mencintainya, tapi justru Malam lebih mendamba cinta Siang yang benderang. Seno meradang. Maka tak heran pada akhirnya para juri menempatkan karya ini menjadi karya terbaik dan membuat sang penulis keluar sebagai juara kelas di tim ini.

Peringkat kedua ditempati oleh “SANG PENUJUM” milik ChocoVanilla, sebuah flashfiction bergenre religi ini begitu apik dengan keragaman diksi yang mumpuni yang pada akhirnya mendapat komentar yang positif dari para juri. Namun ada beberapa koreksi dari terutama dari juri Sulung, baginya eksekusi yang dilakukan masih kurang halus.

Menuju peringkat ketiga, ada karya berjudul “BERSAMA SELAMANYA” oleh Ajen Angelina. Cerita yang kental dengan nuansa sadistik dan psycho yang membuat para pembaca penasaran untuk terus membaca setiap kata demi kata, tapi dengan cerdik penulis tetap membuat pembaca penasaran hingga akhir cerita.

Pada peringkat empat, atau merupakan kuota terakhir untuk bisa lolos ke babak selanjutnya, ditempati oleh karya Komang Ayu Kumaradewi berjudul “PERTANYAAN TERAKHIR” Sebuah cerita yang mengisahkan tentang seorang penulis novel yang mengalami kejadian persis seperti apa yang telah dikisahkannya dalam novelnya sendiri. Cerita ini mendapat komentar yang beragam dari para juri, terutama oleh juri Sulung: “Aku suka keragaman diksinya. Cuma, tetap ada beberapa kejanggalan. Seorang penulis memang harus riset untuk karyanya. Bolehlah kalau si Alya mesti mengalami sendiri semua yg terjadi di dalam novelnya. Tapi kenapa ada adegan yang luput dia praktikkan? Lupa? Setelah launching baru ingat? Dan, apa fungsi si penanya diam dengan jawaban Alya kalau akhirnya dia tak memberi peran apa-apa hingga di akhir cerita?“

Selanjutnya merupakan karya dari All Syarifudin berjudul “ZOMBIE PATOGEN”. Karya ini banyak sekali menuai kritik dari para juri terutama dalam hal kegagalan membangun logika cerita dan berbagai typo. Hal ini membuat cerita ini gagal melenggang ke babak selanjutnya.

Karya berjudul “LALAI” milik Maya Indah pun tak jauh beda, cerita yang ditulis kurang dapat memberikan kesan kepada para pembaca sehingga alur terasa datar, juga terdapat beberapa kejanggalan dalam isi cerita, namun juri Ariga sedikit memberi pujian bagaimana penulis bisa mengambil interpretasi yang berbeda dari gambar prompt yang telah ditetapkan.

Lalu ada Rifki Jampang dengan karya berjudul “ANDAI ADA JALAN LAIN”. Cerita ini mendapat komentar pedas dari Juri Carra, ceritanya terasa begitu datar dan penulis gagal membangun konflik yang ada.

“SEORANG LELAKI YANG TERBANGUN DI TENGAH MALAM” milik Agam Rafsanjani, mendapat pujian dari Juri Carra  meski ada beberapa kesalahan pada EYD. Sementara menurut Juri Riga masih banyak hal yang belum terjawab sampai akhir cerita. Dan pada akhirnya cerita ini juga membuat sang penulis gagal untuk melaju ke babak selanjutnya.

Pada akhirnya dari proses seleksi yang telah dilakukan, terpilihlah empat orang terbaik yang akan melaju ke babak selanjutnya yaitu:
1. Anindita Hendra Puspitasari 3.0

2. ChocoVanilla 3.3

3. Ajen Angelina  3.4

4. Komang Ayu Kumaradewi 4.1

TIM SULUNG SHOW

Di tim kedua ini, pertarungan dan persaingan antar peserta terasa lebih sengit daripada sebelumnya, atmosfir kompetisi begitu panas terasa hingga selisih poin antar peserta sangat sedikit. Berikutlah reviewnya:

Anastasya Natanael dengan karyanya yang berjudul “DI MALAM SAAT BINTANG TIMUR MELEDAK” berhasil memikat ketiga juri sehingga mendapat nilai yang begitu besar dan menempatkannya sebagai juara satu dalam kelas ini. Meskipun dalam mendekonstruksi cerita yang berasal dari agama tertentu bisa cukup sensitive, namun penulis dapat menyajikannya dengan sangat baik dan greget.

Menyusul di tempat kedua, ada cerita yang sangat kental sekali unsur lokalitasnya, cerita berjudul “DEWI BANOWATI” karya Putri Widi Saraswati juga mampu memukau para juri dan mendapat komentar yang cukup baik.

Andi Eksak dengan karyanya yang berjudul “KOTA DARAH” berhasil menduduki peringkat ketiga, meski mendapat kritik dari dua juri namun Juri Carra memberi pujian terhadap cerita fiksi ini, meskipun sebenarnya Juri Carra JUGA masih merasa kurang karena alur cerita semacam putus begitu saja tapi masih termaafkan.

Mengisi kuota terakhir, ada Isti’adzah Rohyati dengan karya berjudul “LEGENDA PEREMPUAN PELAGANG”  Juri Carra dan Riga mengungkapkan kebingungannya tentang isi cerita yang disuguhkan oleh penulis meskipun twistnya diakui cukup menarik. Sementara Juri Sulung memberikan pujian dan mengacungi jempol untuk diksinya yang beragam.

Dalam kelas ini terdapat empat peserta yang gagal melaju ke babak selanjutnya:

“BELUM SELESAI” karya Danis Syamra gagal untuk maju ke babak selanjutnya, banyak kritikan yang diberikan oleh juri, salah satunya adalah cerita yang kurang greget, penuturan cerita yang kaku, dan kosa kata yang dilampirkan hanya menjadi tempelan.

Permasalahan yang sama kembali dihadapi oleh Tara Orian yang berjudul “FESTIVAL BAKAT TAHUNAN” Menurut Juri Carra, paragraf perkenalannya cukup membosankan, penggunaan kata yang kurang luwes, dan judul yang kurang asik.

Lalu Erlinda S.W dan Indah Kanaya dengan karya berjudul “STANDAR CANTIK” dan “YANG TERSIMPAN DALAM KEGELAPAN” sama-sama mendapat pujian, namun di beberapa aspek karya tersebut juga mendapat kritikan sehingga kedua karya tersebut gagal memukau juri.

Empat orang peserta terbaik yang lolos dari Tim Sulung:

1.    Anastasye Natanael 2.0
2.    Putri Widi Saraswati 2.5
3.    Andi Eksak 3.7
4.    Isti'adzah Rohyati 4.5



TIM CARRA SHOW

Di tim ini terjadi banyak kejutan yang dihadirkan, perbedaan poin tiap peserta cukup sedikit meskipun jarak juara satu dengan juara dua memiliki selisih poin yang cukup jauh. Bagaimana keseruan dari grup ini? Mari kita lihat reviewnya:

Karya yang begitu memukau berhasil ditulis dengan baik oleh Edmalia Rohmani sehingga membawanya menjadi juara kelas di Tim Carra. Ceritanya yang berjudul “GEMBLAK TERAKHIR” menurut para juri, cerita ini mampu dipaparkan dengan baik, dengan ide yang cukup unik juga mempunyai twist yang nendang. Sedikit masukan dari Juri Sulung bahwa emosi tokoh masih kurang terasa.

Menduduki posisi kedua, ada karya dari Dian Farida Ismyama yang berjudul “MENCARI FINA”. Hampir  ketiga juri sepakat kalau cerita ini cukup menarik meski menggunakan diksi yang sederhana, cerita begitu terasa mengalir dan memiliki twist yang keren.

Sebuah FF yang cantik, begitulah komentar yang keluar dari mulut Juri Carra. Dengan ide yang simpel dan puntiran yang lucu membuat cerita ini begitu begitu berkesan dan membuat para pembacanya terkikik geli. Sebuah cerita yang ditulis oleh Rinrin Indrianie berjudul “PIL AJAIB” cukup berhasil untuk membuat sang penulis maju ke babak selanjutnya dan menempati posisi ketiga.

Dan yang terakhir merupakan FF dari Refzy Fiqa Afrida berjudul “TOLONG AKU!” Sebuah cerita bergenre horror dengan puntiran ajaib di ending menurut Juri Carra. Berhasil membuat karya ini melenggang mengisi slot terakhir untuk menuju babak selanjutnya.

Desi Darmayanti “SAYANG”, Ahmad Abdul Mu'izz ”NDHODOK”, Masya Ruhulessin “SAAT BULAN BERPAYUNG CAHAYA, Na Fatwaningrum Adianto ”GANDRING”. Keempat cerita ini terpaksa harus gagal melanjutkan perjalanan ke babak selanjutnya meskipun beberapa ada yang mendapat pujian dari juri, namun cerita-cerita ini masih memiliki kelemahan di bagian yang lain sehingga terpaksa harus tersingkir lebih dini.

Empat peserta terbaik di Tim Carra:

1.    Edmalia Rohmani 1.9
2.    Dian Farida Ismyama 3.4
3.    Rinrin Indrianie 3.5
4.    Refzy Fiqa Afrida 4.1

Selamat untuk yang berhasil melaju ke babak selanjutnya, dan untuk yang gagal mungkin bisa mencoba lagi di lain kesempatan.

Lalu, siapakah yang pada akhirnya dapat menjadi juara The Author di MFF Idol Season 2 ini? Mari kita tunggu saja kelanjutannya :D

No comments:

Post a Comment