Friday, 9 May 2014

Review Buku: Dari Datuk ke Sakura Emas - Kepedulian untuk PDS HB Jassin




Judul: Dari Datuk ke Sakura Emas
Penulis: A. Fuadi, Alberthiene Endah, Andrei Aksana, Asma Nadia, Avianti Armand dkk.
Desain dan Ilustrasi Cover: Marcel AW
Tebal: 168 halaman
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Blurb

Tak ada yang lebih membahagiakan Datuk Batungkek Ameh selain mengabdi kepada suku. Namun kepergiannya untuk meminpin upacara adat di Padang membawa misi lain. Haruskah ia terus mempertahankan wibawanya sebagai Datuk? Kisah ini merupakan salah satu cerita pendek dalam buku ini. Cerpen lain berkisah tentang keputusan Amelia untuk, “Aku akan menikah dengan dia. Tapi kamu adalah suamiku sepanjang hidup.” Ikuti pula kisah Kei, seorang gadis Jepang yang mempertanyakan kenapa ia harus bersekolah di Higa International School. Apa karena semua anak rekan bisnis ayahnya bersekolah di situ?

Empat belas cerita di buku ini ditulis oleh empat belas penulis kontemporer Indonesia. Mereka datang dari beragam latar belakang, beragam tema, beragam gaya, dan beragam genre penulisan.

*) Seluruh royalti buku ini akan disumbangkan oleh para penulis kepada Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin


Review

Oke. Pertama kali tahu kalo buku ini ada adalah saat Daeng Harry Naruto memamerkannya di wall grup Monday FlashFiction entah berapa lama yang lalu. Waktu itu Daeng Harry cuma nanya begini, "Kalo diliat dari judul-judul cerpen atau penulisnya? Yang mana yang paling menarik dan akan kalian baca pertama kali? Hehe"

... dan kemudian jawaban dari MFF-ers pun datang beruntun. Tapi yang paling banyak adalah menanyakan "ini buku apa?" :)) dan akhirnya berakhir dengan membahas penulisnya yang sangar-sangar. Well, coba liat deh...

 

:D Pasti ada maksudnya ini, mengapa GPU sampai menyatukan penulis-penulis macam begini dalam satu buku. Ternyata, royalti dari penjualan buku ini akan disumbangkan ke Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin. Oh WOW!

Setelah saya memegang dan membacanya sendiri, oh iya ternyata bener. Yang bertugas mengumpulkan cerpen-cerpen dari penulis-penulis top ini tak lain adalah Eka Kurniawan dan Clara Ng.

Dalam pengantarnya, Eka menulis PDS HB Jassion terancam tak bisa meneruskan operasional sehari-harinya dikarenakan anggaran yang dialokasikan pemerintah daerah terus menerus mengalami pemotongan dari tahun ke tahun. Oh well, memang akan selalu ada yang dikalahkan untuk kepentingan yang lain. Namanya juga skala prioritas. Ada kalanya memang pemerintah sudah terlalu riweuh dengan ini itu. Barangkaliiii... Dan kita memang harus swadaya.

Lepas dari niat suci dari para penulisnya, maka mari kita lihat cerpen-cerpen yang ada dalam buku ini.

Saya kira, memang proses penyusunan buku ini adalah sebagai berikut. Ada gagasan untuk mengumpulkan royalti dengan mengajak penulis top Indonesia menulis dalam satu buku bunga rampai. Nah, namanya penulis top tentunya banyak yang sudah sibuk dengan urusan masing-masing. Maka kemudian, ya sudahlah, sini pada ngumpulin tulisan yang udah ada aja. Maka jadilah, Dee ngirim "Mencari Herman" yang sudah pernah ada di Filosofi Kopi. Asma Nadia ngirim "Emak Ingin Naik Haji" yang bahkan udah disinetronkan. M. Aan Mansyur juga ngirim "Di Tempatmu Berbaring Sekarang" yang juga ada di Kukila (atau Daeng Aan nulis cerpen ini dulu, baru kemudian dimasukkan ke Kukila? Entahlah). Sooo, sebenernya saya juga agak kuciwa karena seperti disodorin album nostalgia saja dibandingkan dengan sebuah buku baru yang seharusnya bisa menjadi best seller karena dukungan nama-nama penulis dan juga karena tujuan mulianya.

Iya, saya kecewa karena semacam membayar untuk sebuah barang yang sudah pasaran. Kasarnya sih gitu. Itu dilihat dari sudut pandang saya sebagai pembaca yang membeli karena pengin baca. Bagaimana pun ini bisnis, dan pembaca pun boleh dong berkomentar secara komersil :P

Anyway.....

Tapiiiii, semua itu GA MENGURANGI kekerenan cerita-cerita yang ada di dalamnya. Catet ya, TETEP GA MENGURANGI KERENNYA cerita-cerita itu. Buku ini keren sangat. Dari ke-14  cerita, saya mem-favoritkan... tiga! Eh, lima! Eh, sepuluh deh. Mmmm, boleh semua ga? Ah, baiklah, tiga saja. Dan cerpen-cerpen favorit saya yaitu...
  1. Misalkan Ini Adalah Dongeng. Cerita ini ditulis oleh Clara Ng. Daaan, hastagah! Saya sedihhhhhh sesedih-sedihnya baca cerpen ini. Dari seperempat pertama aja mata saya udah ngabut. Astaga. T___T Tegaaaaaa.... huhuhuhu :(((
  2. Pagar Soka. Saya nggak pernah mengira Indra Herlambang ternyata bisa nulis sekeren ini. Di awal-awal cerita saya ngekek-ngekek bacanya. Entahlah, pas awal itu saya jadi ngebayanginnya, Indra yang cerita dengan gayanya kalo lagi nge-host acara hosip itu. Hahahhaa... Etapi di akhir cerita, saya bisa begitu bergidik ngeri. Tendangan twistnya wogh!
  3. Di Tempatmu Berbaring Sekarang oleh M. Aan Mansyur. Khas! Bener-bener khas. Kalo penyair yang nulis emang beda ya.. Diksinya ngalir indahhhhh banget. Udah gitu, fiksinya juga dapeeeetttt banget. Udah gitu lagi, twistnya nendang. Aih...
Ada yang favorit, tentu ada yang sedikit lemah. Buat saya yang paling lemah adalah milik Alberthiene Endah. Twistnya sangat tipikal dan sepertinya agak terlalu diperpanjang. Sitta Karina juga nanggung banget endingnya. Kayak terpaksa aja diakhiri.

Buku ini cocok banget buat yang lagi belajar nulis. Kamu bisa mengamati gimana masing-masing penulis membangun konflik masing-masing hingga klimaks dan kemudian memberikan solusi atau membiarkan konflik tetap di puncak dan kemudian membiarkan pembaca mencari alternatif solusi masing-masing. Para penulis mempertahankan gaya kepenulisan masing-masing, namun tak ada yang terlihat mendominasi. Masing-masing tampil sebagai diri mereka sendiri-sendiri. Tinggal pembaca saja yang memutuskan, lebih suka yang mana. Sehingga ini akan memungkinkan kamu untuk menjadikannya referensi. Sangat recommended.

Empat dari lima bintang.

No comments:

Post a Comment