Oleh Anindita Hendra
gambar milik Rifki Jampang
"Mawar setangkai berapa mbak?"
"5 ribu mas."
"Beli 5 tangkai 20 ribu ya mbak?"
"Yah, jangan mas. 22 ribu deh."
"Ya udah 22 ribu. Tolong dirangkai yang bagus ya Mbak."
"Iya."
Dengan berjalan kaki, aku membawa rangkaian bunga mawar itu untuk Ayah. Hari ini hari ulang tahunnya. Sesekali bolehlah aku berlaku manis pada Ayah.
Di perjalanan, aku bersisipan dengan seorang anak laki-laki. Mungkin usianya sekitar 10 tahunan. Ia membawa banyak sekali bunga kertas dalam sebuah kantong plastik putih bening. Beberapa bunganya tampak menyembul keluar saking penuhnya.
Tidak bisa kubayangkan bagaimana ia bisa melipat bunga kertas sebanyak itu. Pasti merepotkan.
Oh mungkin untuk prakarya di sekolah, pikirku.
Aku meneruskan langkahku.
Ketika sampai di tempat Ayah, dahiku mengerut. Anak laki-laki tadi juga ada di sana. Ia sedang mengeluarkan bunga kertasnya dan menatanya satu persatu. Senyum ceria menghiasi bibirnya.
"Ayah, selamat ulang tahun," ujar anak itu di pusara ayahku.
====================================
Cerita asli bisa dibaca di sini
Twistnya aku suka....
ReplyDeleteSo sweet. Endingnya beneran nge-twist.
ReplyDeleteHihihi punyaku. Makasih udah dipilih *peluk virtual*
ReplyDelete