Monday, 9 September 2013

Prompt #25: Susu untuk Sari

Halo! Selamat Senin lagi...

Setelah ngakak-ngakak ria di Prompt #24, kita sekarang  ngomongin tentang kepahitan yuk #tsaaah Heuheuheu...

Prompt ke-25 adalah, meneruskan cerita. Perhatikan penggalan cerita berikut ini ya...

"Kamu pasti bisa, Yun. Kalau belum pernah memang kelihatannya sulit. Ya nanti kita coba sebentar-sebentar dulu, kita lihat bagaimana hasilnya. Jangan khawatir, nanti aku ajari." 
Aku sudah bilang, tidak. Tapi Warti tidak bosan mengajak. Ini sudah ketiga kalinya Warti menjelaskan tentang pekerjaan yang ditawarkan itu. Aku mencoba bertahan tapi sepertinya Warti tahu bahwa tembok pertahananku akan runtuh juga didodos perlahan.
Sari meletakkan bonekanya, mendekat, memeluk kakiku.
 "Mama... Mik susu..."
Kuulurkan botol berisi air gula yang kubikinkan ketika dia merengek minta susu sekitar sejam yang lalu. Dan dia mulai menangis lagi, setelah baru sekitar lima belas meit tangisnya berhasil kuhentikan.
Warti memandang Sari dan aku bergantian. Aku bisa bertahan. Tapi Sari tidak. Dan aku tidak akan tahan melihat Sari tidak bisa bertahan. Kuangkat, kupangku, kubujuk. Kucoba menyuapkan botol susunya. Tapi tangisnya makin menjadi. Tetes air gula yang masuk malah membuatnya tersedak.
"Masa kamu tega lihat anakmu seperti itu, Yun? Jangan khawatir, nanti kita ngga butuh waktu lama. Ngga perlu tiap hari juga. Kamu bisa titipkan Sari ke tetangga sekitar sini selama kita kerja."
Wajah Sari semakin memerah. Meronta. Tangisnya kehabisan suara. Nafasnya tersengal terbatuk-batuk. Botol susu di tanganku ditampik.
Warti mengambil tasnya, lalu mengeluarkan sesuatu. Sekotak susu formula. Diambilnya botol susu yang terlempar agak jauh. Tanpa suara dibawanya ke meja di ujung kamar dan kembali membawa sebotol susu untuk Sari.
"Cup sayang... ini susunya..."
Sari meraih botolnya dari tangan Warti. Lalu menyusu di pangkuanku hingga tertidur.
"Terima kasih, War, nanti aku bayar."
"Ngga perlu Yun. Itu buat Sari. Aku tidak tega lihat dia kaya gitu."
"Jangan paksa aku dengan cara seperti ini, War. Kamu kejam."
Warti menggeleng, lalu berdiri.
"Terserah kamu. Aku cuma pengen bantu kamu. Kasihan Sari. Besok pagi sebelum berangkat aku mampir ke sini, jam sembilanan. Kalau kamu mau ikut, ajak Sari dulu ngga papa."

Pekerjaan apa yang ditawarkan Warti? Bagaimanakah ending dari cerita ini? Apakah Yuni akhirnya dapat memenuhi kebutuhannya, dan juga bisa membelikan susu untuk Sari?

Hehehehe... Panjang ya Prompt kali ini :D Cerita di atas merupakan penggalan cerpen kepunyaan Latree Manohara.

Ketentuan cerita:

  1. Teruskan cerita di atas menjadi sebuah FlashFiction. Penggalan di atas tak perlu ditulis lagi.
  2. Nama tokoh tidak boleh diganti. 
  3. Silakan mengganti judul dengan yang lebih sesuai.
  4. Jumlah kata dalam cerita tidak boleh lebih dari 500 kata.
  5. Silakan dikembangkan sesuai imajinasi masing-masing. 
  6. Yang sudah pernah membaca cerita ini, hohoho... ini waktunya untuk "remake" cerita dari Mbak La :P
  7. Silakan melengkapi dengan image, jangan lupa mencantumkan credit image. Gak pake image pun gak papa.
  8. Link postingan silakan ditulis di form Mr. Linky di bawah ini.
Selamat berimajinasi, MFF-ers!