Oleh: Carolina Ratri
Lelaki itu terbenam.
Dia tak peduli lagi.
Dia benar-benar terbenam.
Terbenam dalam lautan burung kertas.
“Aku hanya harus menyelesaikan semuanya,” gumamnya.
Dia duduk diam di atas lantai di tengah ruangan. Berlembar-lembar kertas sudah dia lipat membentuk burung. Sesekali diusapnya mata dan pelipisnya yang bergantian mengeluarkan air. Tak ada yang bisa membuatnya bergerak dari situ, kecuali rasa haus dan lapar.
Seperti saat ini.
Perlahan dia berdiri, lalu berjalan ke dapur. Di atas meja ada gelas berisi air putih yang sudah tak penuh lagi isinya. Diambilnya gelas itu, sementara pikirannya menggelandang. Sudut-sudut matanya mulai kembali terasa perih.
Setelah jeda yang begitu lama, lelaki itu menghabiskan isi gelasnya dengan sekali tegukan. Diletakkannya gelas kembali ke atas meja dapur, lalu kembali melangkah masygul ke ruang tengah. Namun dia belum akan kembali ke lautan burung kertasnya. Dia berhenti di meja telepon. Dipencetnya tombol PLAY yang ada di mesin perekam telepon. Untuk yang kesekian kali.
“Mas, jemput aku dong. Hujan nih! Aku lupa ga bawa payung. Aku berteduh di depan warnet ya. Cepetan ya!”
Tanpa dapat dibendungnya lagi, tangisnya pecah. Lelaki itu menangis tersedu-sedu seperti anak kecil yang kehilangan ibunya. Beberapa menit larut dalam tangisan, tiba-tiba dalam dua langkah besar dia sudah kembali lagi berada di antara lautan burung kertasnya.
Aku hanya harus membuat burung ke seribu, and I will make a wish! Maafkan aku. Kalau saja aku tak terlambat menjemputmu, kamu mungkin sudah tak ada di sana ketika truk sialan itu nyasar dan melumat tubuhmu.
Maafkan aku.
Aku hanya ingin kamu kembali.
Itu saja.
Dari cerita FF Prompt #20: Lelaki milik Ade Anita
Note dari mbak Carolina Ratri:
Dalam mitos Cina, Barang siapa membuat 1000 burung kertas, maka satu permintaannya akan terkabul.
Agak radikal remake nya :D Tapi tergelitik banget dengan ide dasarnya. Semoga suka.
suka kok mbak, bagus :)
ReplyDeletewaaaaa.... jadi keren bangetttt.... tahniah deh ama pakar... aku mesti banyak belajar ini. Aku sama sekali lupa dengan mitos china itu.. yang aku tahu, suamiku selalu memberikan origami perahu kertasnya setiap kali dia pulang dari kerja. Suamiku selalu naik kereta api depok jakarta soalnya dan ketika pulang kerja, dia malas harus berebutan mikrolet dengan penumpang lain, Jadi dia jalan kaki ke rumah, nah, di jalan dia iseng melipat karcis KRL nya jadi perahu kertas yang kecil-kecil. Sampai di rumah dikasih ke aku. Lalu aku iseng menyimpannya dalam kotak. Eh, tiba2 sudah banyak. Jadi, aku pajang saja sekalian di lemari hias ruang tamuku. Hahahah... buat kenang-kenangan. Terus, tanpa terasa aku jadi seorang kolektor miniatur perahu mini sekarang. padahal niatnya cuma buat nyari teman untuk perahu kertas mini suamiku agar tidak sendirian di lemari hias.
ReplyDelete*ralat prompt #20 bukan prompt #10 Mba Ra
ReplyDeleteHiks sedih banget :"(
ReplyDeleteKeren banget nih ceritanya -- keterlambatan yang membawa maut, hiks, hiks.. sedih banget....
ReplyDelete