Saturday, 18 May 2013

Review Buku: Celoteh Perempuan

Ketika perempuan bicara, ada banyak cerita yang terbagi.

Buku ini merupakan hasil dari sebuah writing course yang diadakan oleh majalah MORE Indonesia. Ada 25 peserta dalam writing course ini. Setiap minggu semua peserta diminta untuk menulis satu cerpen untuk di-review pada minggu depannya. Hmmmm, sounds familiar ya :))) Begitu juga kan yang kita lakukan di Monday FlashFiction ini :D

Di buku ini ada 16 karya cerita pendek yang ditulis oleh orang yang berbeda, namun semuanya punya satu benang merah. Tentang perempuan. Perempuan memang memendam sejuta cerita, dari yang bahagia hingga yang miris mengiris-iris.

Ada satu yang sangat menarik perhatian saya. Cerita yang berjudul Jadha. Membacanya membawa saya mengelus dada. Ada ya yang begitu. Kisah perempuan yang teraniaya secara fisik dan mental. *Geleng-geleng kepala* Entahlah jika saya menjadi dia T__T ga bisa terbayangkan. Akhir ceritanya bikin jantung saya serasa berhenti. Oh, ada catatannya, bahwa latar belakang cerita ini adalah sebuah tradisi yang hingga sekarang masih dilakukan oleh komunitas masyarakat di pedalaman India. *OH GOD!* Semoga Tuhan memberkati mereka semua! Cerita ini cocok banget menjadi cerita pembuka di buku ini. Tendangannya luar biasa.

Beberapa cerita lain yang juga menarik untuk saya adalah Kembang Sang Janda dan Viola. Sebenarnya Seto juga menarik, tapi sepertinya tokoh sentralnya bukan perempuan sih. Walaupun sang perempuan juga mengambil peranan yang sangat penting di cerita ini.

Yang paling lemah di antara cerita-cerita yang ada di sini adalah Untuk Ariqa. Kenapa? Terlalu banyak hal yang ga penting *maksudnya kalaupun dihilangkan juga ga akan mengubah cerita*. Hahahaha... mungkin ini karena saya kebanyakan bergumul sama FF sih :P tapi ga ada salahnya kan, menulis cerita yang padat gitu :) Si Penulis sepertinya berusaha menampilkan keseharian dan berusaha menunjukkan karakter si tokoh. Tapi... kurang pas gitu kalo menurut saya. Ga ada esensi dalam cerita-cerita sampirannya ini.

Selain banyak sampiran, ada ketidakkonsistenan PoV. Cerita ini ditulis dari sudut pandang orang ketiga, yaitu Atika. Tapi ada satu bagian yang tiba-tiba dia menggunakan PoV orang pertama (halaman 38 baris ke-17). Pun di halaman berikutnya ada satu kalimat yang agak mengganjal.

"Lagian kamu itu kenapa sih pakai pulang segala. Padahal di perjalanan pulang dari kampus tadi, pikiranku sudah tenang gara-gara telepon kamu tadi pagi...."

Seperti ada kontradiksi. Dia terganggu oleh telepon adiknya pagi-pagi ketika dia sedang bekerja. Rasanya kalimat itu menjadi janggal gitu..

Di bagian yang ini juga...

"Ariqa kamu pikir dong, memangnya apa sih yang telah aku lakukan untukmu? Sampai aku harus menerima Idris...."

Sepertinya akan lebih tepat kalau "Ariqa, kamu pikir dong, memangnya apa sih yang KAMU sudah lakukan untukku, sampai aku harus menerima Idris?" ... Gitu deh kayaknya baru bener :D

Dan dari sisi kelogisan cerita juga agak aneh ketika diceritakan Ariqa harus membiayai hidup kakaknya, yang lalu dilanjutkan terkuaknya penyakit Atika. Menurut saya, konfliknya kurang indah.

Tapi, setelah mengingat kembali bahwa buku ini merupakan hasil pelajaran dalam sebuah writing course, tentu saya juga sedikit maklum dengan bolong-bolong yang ada. Tapi rasanya jadi rada nge-gap gitu antara cerita Untuk Ariqa ini dengan Jadha :D

But, overall, this book is nice. Saya kasih tiga bintang. 
Judul Buku: Celoteh Perempuan - Kumpulan Cerpen
Penulis: Angly, Anita Dhewayani, Asita Suryanto dkk
Desain Sampul: Marcel A.W.
Tebal: 200 halaman
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama

Reviewer: Carolina Ratri

2 comments: